Berburuksangka di Islam merupakan perbuatan dosa. Karena berburuk sangka seseorang bisa dengan tega memfitnah orang lain. Sedang fitnah itu menyebabkan seseorang dibenci, dikucilkan dan dihujat. Kerugian moral akibat fitnah itu tak terbayarkan hanya dengan pernyataan maaf. Karena keburukan yang terlanjur menyebar tidak dapat dinetralisir dengan segera.
Saya tidak menulis di sini kecuali pengalaman pribadi. Saya juga tidak menulis kecuali untuk menyumbangkan studi kasus dalam problem rumah tangga. Dan saya berharap ini dapat memberikan pelajaran atau mungkin bermanfaat bagi orang lain. Mudah-mudahan saja...
Saya adalah orang yang sangat lelah dalam mengatasi kecurigaan dan kecemburuan. Terkadang itu menyebabkan saya menjadi sangat emosional dan lepas kendali. Walau begitu, saya bukanlah orang yang tega mengatakan kata-kata kasar apalagi melakukan kekerasan fisik kepada pasangan. Kemarahan saya atas sikap berlebihan dari seorang istri saya kira hanyalah reaksi wajar karena saya manusia yang masih punya perasaan.
Saya ingat betul bahwa saya tidak pernah menyembunyikan ponsel setelah sampai rumah. Saya juga tidak pernah memiliki nomor rahasia yang disembunyikan. Saya merasa tidak ada masalah dengan diri saya sendiri. Tapi.... sayalah orang yang selalu dicurigai dan dituduh.
Sembilan (9) tahun saya menyikapi ini dengan mencoba menjadi pria dewasa. Masalah sering datang dan berlalu begitu saja. Kemesraan dalam rumah tangga kembali tercipta sesaat, kemudian kemelut datang kembali bagai badai kencang. Saya tidak tau siapa yang mengalah dalam hal ini. Namun saya ingat bahwa saya lah orang yang tertuduh dan tanpa saya berusaha membuktikan, si penuduh pun tidak pernah menemukan bukti-bukti.
Saya tidak tau darimana sikap ini didasari. Saya belum pernah sekalipun kepergok berduaan sama perempuan lain, atau kepergok lagi telpon-telponan sama cewe lain, atau kepergok tidur sama pelacur, bahkan tidak pernah saya kepergok lirik-lirik cewek di tempat-tempat umum.
Oke..
Saya bukan orang suci, saya bukan orang yang religius. Saya manusia biasa yang hidup apa adanya. Saya punya masa lalu sebagai remaja yang sedikit berbeda. Karena saya anak band yang berbuat sesuka hati.
Cinta itu tumbuh ketika berbagai hal pada diri saya dianggap mempesona dan menarik hati seseorang. Saya pun tidak mengerti mengapa itu bisa terjadi. Yang saya tahu bahwa kemudian saya juga jatuh cinta. Dan hubungan itu pun terjalin dengan baik.
Memang pada awalnya menimbulkan pertentangan. Saya mungkin kurang bisa diterima oleh keluarga. Tapi saya berhasil membuktikan bahwa saya bersungguh-sungguh dan bertanggungjawab. Maka semua persoalan usai. Pernikahan pun terjadi begitu indahnya. Saya ingat betul... betapa ia dengan tulus dan ikhlas menerima saya apa adanya.
Bertahun-tahun berlalu. Saya merasakan bahwa dirinya memiliki kekhawatiran berlebih tentang perselingkuhan. Dan saya tau diri akan hal ini. Saya mungkin bukan orang yang sempurna dalam ibadah namun saya bukan orang yang seenaknya bermain perasaan. Saya cukup sukses menjaga kehormatan perkawinan. Saya sanggup menjaga diri dari perselingkuhan.
Sembilan tahun saya menghadapi berbagai tuduhan yang tidak pernah terbukti. Hingga pada puncaknya, buruk sangka itu berubah menjadi monster mengerikan yang pernah saya lihat. Saya seperti disambar petir ketika tuntutan cerai dilontarkan cuma karena fitnah.
Anehnya, setelah fitnah dan tuduhan itu tidak bisa dibuktikan, tuntutan perceraian berubah ke arah lain dan sangat mengejutkan. Hal yang tidak pernah dipersoalkan selama 9 tahun berlalu kini menjadi alasan utama sebagai tuntutan cerai.
Ya Allah...
Saya tidak menyangka bahwa harta akan membutakan mata hati seseorang. Saya tidak pernah menyangka karena kami menjalani perkawinan atas dasar cinta dan ketulusan, saling menerima kekurangan masing-masing, tulus menerima apa adanya. Kini berubah 100% dan amat melukai perasaan saya.
Belakangan diketahui bahwa pihak ke-tiga ada dibalik semua ini. Saya pun berjuang menyelamatkan rumah tangga saya selama lebih dari 6 bulan. Hingga seorang saksi mengatakan di hadapan saya bahwa semua ini karena adanya orang ketiga. Semua ini tidak masuk akal karena memang ada pihak lain yang menginginkan kami bercerai. Pengakuan ini datang dari seorang sahabat yang selama ini kami percayai sebagai orang baik. Dialah sahabat yang sangat dekat dengan istri saya.
Saya adalah orang yang selalu dicurigai selama 9 tahun pernikahan. Kini saya yang harus mencurigai dan mencari tau ada apa dibalik semua kenyataan ini. Karena saya menghadapi tuntuan perceraian yang tidak jelas dan tidak wajar.
Teman-teman....
Jika ada yang patut bertanggungjawab atas perubahan sikap seorang manusia, maka ia adalah lingkungan dan pergaulan.
.. more on Problem perkawinan